Berdirinya Pesantren Misbahul Ulum tidak dapat terlepas dari jasa 5 tokoh utama, ditambah 3 tokoh yang tak terlupakan, dimana meskipun tidak semuanya secara langsung berkecimpung dalam pelaksanaan tetapi inisiatif, ide, jasa, dan perhatian mereka telah memberikan sumbangsih besar.
Prof. HM. Hasballah Thaib, MA, Ph.D
Sang Maestro Dakwah dan Pendidikan Islam
Tempat/Tanggal Lahir :
Lhokseumawe, 10 Oktober 1951
Jabatan :
Guru Besar Fakultas Agama Islam
Universitas Dharmawangsa Medan
Alamat :
Komplek Johor Permai Melinjo I/15
Jl. Eka Rasmi Medan Johor 20144 Telp. 061-7861324
Nama Istri :
Dra. Rozanna Budiman
Nama Anak :
- Nina Hasnayati, S.Sos
- Dr. H. Zamakhsyari, Lc, MA
- Aulia Akbar, SE
- Irsyadil Fikri, S.Ked
Nama Orangtua :
Alm. Thaib Mahmud
Alm. Maimunah Binti Yahya
Sosok Prof. HM. Hasballah Thaib, MA, Ph.D adalah sosok yang unik. Meskipun beliau adalah seorang guru besar di beberapa Universitas di Medan namun beliau lebih dikenal sebagai mubaligh handal dengan penyampaian dan retorika dakwah yang menarik. Hampir semua kantor besar di Kota Medan pernah memanggil beliau untuk menyampaikan tausiyah di kalangan karyawan mereka dalam berbagai kesempatan acara.
Selain sebagai mubaligh, beliau pun amat dikenal sebagai orang yang sangat peduli pendidikan, khususnya model dayah atau pun pesantren. Hal ini karena beliau lahir dan dibesarkan dalam suasana pendidikan dayah sehingga semangat memajukan pendidikan model dayah. Maka tidak mengherankan apabila di Medan saja beliau membina 3 pesantren, sedangkan di Aceh ada 4 pesantren ditambah sekolah Fatih Turki di Banda Aceh.
Beliau sudah dikenal di mancanegara namun perhatian nya kepada kampung halaman nya tidak pernah pudar. Desa Paloh tetap menjadi perhatian beliau, ini dibuktikan dengan wujudnya Pesantren Modern Misbahul Ulum di tempat beliau dibesarkan.
Nasehat Prof. Hasballah :
- Tulislah yang baik-baik tentang Misbahul Ulum dan katakan pula bahwa Misbahul Ulum dibangun untuk kepentingan umat bukan kepentingan pribadi atau kalangan tertentu.
- Misbahul Ulum berada di atas dan untuk semua golongan muslimin.
- Diharapkan kepada generasi Misbahul Ulum masa depan dapat mengembangkan Misbahul Ulum ke arah yang membawa kemaslahatan umat.
- Jangan beri kesempatan kepada politikus praktis untuk masuk ke Misbahul Ulum, tidak ada satu partai pun yang memiliki kontribusi di Misbahul Ulum.
- Cita-cita Misbahul Ulum berbeda dengan cita-cita pemerintah, maka jangan terlalu berharap kepada pemerintah untuk mengembangkan Misbahul Ulum.
- Beliau berharap para pemimpin di Misbahul Ulum tidak tergiur dengan dana yang diming-imingi oleh Pemerintah bila dengan dana tersebut dapat menghapus citra Misbahul Ulum.
- Terakhir beliau menutup dengan kata-kata “ Saya titipkan Misbahul Ulum kepada generasi Misbah yang Mujahid dan Mukhlis dan Allah pasti akan bersama mereka”
Kertasih Suherman, MA
Tempat/Tanggal Lahir :
Lombok Tengah, 5 Juli 1956
Jabatan :
Wakil Pembina Yayasan Misbahul Ulum
Pendidikan :
Pascasarjana IAIN Ar-Raniry, Jurusan Dakwah (2000)
Sarjana Bahasa Inggris IKIP Malang (1981)
PGA Negeri 6 Tahun Mataram, NTB (1975)
SD Puyung, Lombok Tengah (1969)
Bapak Kertasih Suherman adalah salah seorang kontributor istimewa yang sangat banyak peran nya dalam pembangunan Pesantren Misbahul ulum. Tidak hanya berkontribusi dalam masalah penggalangan dana, pewakafan tanah milik beliau, tetapi beliau juga selalu hadir dalam menyelesaikan berbagai masalah yang menghadang Pesantren Misbahul Ulum. Beberapa diantaranya adalah :
- Menyiapkan beasiswa untuk santri miskin yang belajar di Misbahul ulum
- Permohonan bantuan Misbahul Ulum yang ditujukan kepada PT. Arun selalu dibantu oleh beliau bahkan sanggup menghadap dan mengawalnya hingga ke tingkat General Manager PT. Arun.
- Konflik bersenjata yang muncul di Aceh dan termasuk di dalam nya adalah daerah Paloh tidak pernah menyurutkan semangat beliau mengajar dan menghadiri rapat di Misbahul Ulum.
- Secara keseluruhan, beliau telah berkecimpung dalam membangun Misbahul ulum selama lebih kurang 25 tahun dengan penuh keikhlasan dan andil yang luar biasa.
H. Asnawi Thaib, SE, MM
Tempat/Tanggal Lahir :
Lhokseumawe, 02 April 1960
Pendidikan :
SD Aceh Utara (1974)
SLTP Aceh Utara (1977)
SLTA Medan (1980)
Strata Satu Univ. Nomensen Medan (1986 – 1988)
Pascasarjana UNSYIAH Banda Aceh (1998 – )
Nama Istri :
Irma Nurmasari
Nama Anak :
- Balqis Astharini
- Fitri Asthasari
- Miftah Ashtariq
- Luthan Ashtalariq
H. Asnawi Thaib adalah putra terbaik dari pernikahan HM. Thaib dengan Hj. Asiah yahya dimana beliau merupakan anak ke lima dari 14 bersaudara.
Beliau menjadi jiran Bapak Kertasih sekaligus jiran Pesantren Misbahul Ulum sejak bertugas di PT. Arun pada tahun 1989. Sejak itu pula beliau mulai membantu dalam hal penggalangan dana bersama-sama Bapak Kertasih yang merupakan rekan sesama di PT. Arun.
Hal yang teristimewa dari beliau dalam membangun Pesantren Misbahul Ulum adalah kemampuan beliau di bidang akuntansi dan pengelolaan keuangan, sehingga sistem pengaturan keuangan Pesantren Misbahul Ulum pun menjadi sistem yang teratur dan modern.
Tidak ada yang meragukan pengorbanan dan kontribusi besar beliau kepada Pesantren. Bahkan pada waktu beliau menderita sakit, beliau tetap konsisten mengawasi perkembangan Pesantren. Hampir setiap hari setelah pulang dari pekerjaan beliau di PT. Arun, beliau menyempatkan diri melihat pesantren, melihat kondisi para santri, guru dan bangunan-bangunan nya seraya memberikan masukan dalam visi pembangunan bahkan hingga 20 tahun ke depan.
Drs. H. Zainal Abidin, MK, M.Pd
(Mutiara Misbahul Ulum)
Tempat/Tanggal Lahir :
Beurughang, 14 Juni 1957
Pendidikan :
SD Lhokseumawe (1972)
Dayah Darul Ulum, Tanoh Mirah (1972-1976)
Dayah Darul Ulum Suak Aceh Selatan (1976-1979)
MTsN Medan (1980)
MAN Medan (1984)
Sarjana Muda Al—Washliyah (1987)
S1 Medan (1990)
S1 STAIN Malikussaleh (1998)
S2 Magister Pendidikan Unsyiah Banda Aceh (2012)
Nama Istri :
Hj. Rosnawati, S.Pd
Nama Anak :
- Restu Maulia, S.Hum, S.Pd.I
- M. Reza Aulia, S.Hum
- Rini Riskia (Santriah Misbahul Ulum Paloh)
Alamat Rumah :
Komplek Perumnas ABRI Tambon Tunong, Aceh Utara
Riwayat Pekerjaan :
Kepala Madrasah Aceh Sepakat Medan (1984-1986)
Kepala MTsS Misbahul Ulum (1991 – 2002)
Sekretaris Umum Yayasan Misbahul Ulum (1995 – 2011)
Kepala MA Misbahul ulum (2003 – 2011)
Dosen STAIN Lhokseumawe (2000 – 2004)
PYMT Kankemenag Kota Lhokseumawe (2012)
Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Kota Lhokseumawe
Ketua Umum Yayasan Misbahul ulum (2012 – Sekarang)
Tgk. H. Zainal Abidin, MK, M.Pd merupakan sosok penting bagi Misbahhul Ulum, beliau sudah ada semenjak awal berdirinya pesantren dan terus memberikan sumbangsih positifnya baik dalam bentuk ide, pelaksanaan kegiatan hingga manajemen pesantren. Beliau telah menjadi bagian penting Misbahul Ulum dari hampir berbagai posisi yang diembannya, sebagai guru, sebagai Kepala Madrasah, sebagai Sekretaris Umum hingga menduduki posisi tertinggi sebagai Ketua Umum yayasan.
Beliau adalah sosok pekerja keras dengan tangan dingin, hal ini terbukti dari sikap beliau yang cerdas menyelesaikan masalah dengan cara yang kompromis, menjauhi perpecahan dan mengutamakan prinsip win-win solution. Beliau adalah mutiaranya Yayasan Misbahul Ulum yang memancarkan indahnya Pesantren Misbahul Ulum sehingga menjadi kebanggaan tersendiri di kalangan Kementerian Agama, karena dengan sinergi yang baik seolah Kementerian Agama mendapat citra positif dari berdirinya Pesantren Misbahul Ulum.
Kalangan yayasan sendiri memuji beliau akan keahlian manajerial yang luar biasa, kemampuan beliau dalam melakukan pendekatan ke bawah (masyarakat) dan ke atas (kalangan birokrasi pemerintahan) menjadikan beliau sosok yang mampu menjembatani dua kultur tersebut. Sebut saja beliau pernah berjasa mengurus pengangkatan guru-guru Misbahul Ulum menjadi Pegawai negeri Sipil dan merupakan terbanyak dari seluruh pesantren di Kota Lhokseumawe. Beliau juga mempelopori keberhasilan meraih sertifikasi guru untuk para pengajar di Misbahul Ulum. Beliau juga menjadi tenaga pendongkrak utama dalam perbaikan akreditasi Pesantren Misbahul Ulum menjadi peringkat A.
Tgk. HM. Yusuf Syeikh
(Singa Misbahul Ulum)
Tempat/tanggal Lahir :
Meuria Paloh, 01 Juli 1953
Pendidikan :
MIS Meuria Paloh
Nama Istri :
Nuraini Binti Abu Bakar
Nama Anak :
- H. Murtala Yusuf Nadwi, S.Pd.I
- H. Musrizal Yusuf, MA (Alighar India)
- Mustafa Yusuf, MA
- Munawar Yusuf (Ma’had di Suriah dan kini di LIPIA)
- Mutiara Yusuf, M.Hum
- Intan Muliana (Siswa Misbahul Ulum)
Tgk. HM. Yusuf Syeikh adalah salah seorang pendiri Misbahul Ulum yang mengambil bagian “kerjaan berat” nya. Beliau lah yang paling berperan dalam hal pembangunan bangunan-bangunan di Pesanten Misbahul Ulum. Bagian angkat berat, bagian pembersihan, bagian penjagaan pesantren dari berbagai gangguan yang muncul adalah pekerjaan beliau sehari-hari dalam memajukan pesanten.
Beliau disebut memiliki tempramen tinggi dalam hal membela Islam dan khususnya dalam hal membela Pesantren Misbahul Ulum. Cukup banyak cerita tentang kegagahan beliau mengatasi berbagai bentuk gangguan dan intimidasi selama terjadi nya konflik di Aceh. Namun demikian, dalam hal memajukan ilmu keislaman beliau amat sangat perhatian. Hal ini terbukti dengan kegigihan beliau menyekolahkan anak-anaknya di dalam dan luar negeri demi mendapat ilmu pengetahuan terbaik yang bisa didapatkan.
Tgk HM. Yusuf Syeikh boleh disebut sebagai ambasador atau duta besar Misbahul Ulum di berbagai forum Pesantren/Dayah atau pun forum adat dan kemasyarakatan, karena beliau lah yang paling sering mewakili pihak pesantren sebagai pendiri sekaligus pembangun pesantren. Semoga semangat dan kiprah beliau di Misbahul Ulum terus memberikan kontribusi terbaik demi kemajuan ilmu keislaman.
Tgk. H. Muhammad Thaib Mahmud Bin Mahmud
Lahir di Meuria Paloh tahun 1922, Tgk. Muhammad Thaib semasa muda telah diantar oleh ayahnya untuk belajar agama kepada Ulama Besar pada masa nya yaitu Teungku Muhammad Hasballah di Meunasah Kumbang. Setelah guru beliau ini wafat beliau melanjutkan pendidikannya ke Ule Glee, setelah tamat dari Ulee Glee beliau pun pindah ke Pesantren Nasrul Mutaalimin Desa Ie Rhet Bungkaih sampai akhirnya menikah dengan putri dari gurunya yang bernama Maimunah. Dari pernikahan inilah beliau dikaruniai seorang anak yang diberi nama mirip dengan guru yang amat beliau hormati yaitu Muhammad Hasballah. Lalu istri beliau meninggal dunia, kemudian Tgk. M. Thaib menikah lagi dengan adik istrinya yang bernama Aisyah. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai 13 orang putra dan putri.
Pada masa-masa berikutnya, Tgk. HM. Thaib menjalani kehidupannya sebagai ulama yang pedagang, dimana untuk kehidupan duniawi nya berasal dari perdagangan, sedangkan untuk amal akhirat beliau abdikan ilmu yang telah didapatkannya kepada masyarakat dengan pusat pendidikan nya di Mesjid At-Taqwa Paloh dan Pesantren Nurul Muhtadi. Salah satu cita-cita beliau adalah mendirikan Pesantren Misbahul Ulum namun hal itu belum sempat tercapai selama beliau hidup, meskipun demikian bibit dan ide pendirian Pesantren Misbahul Ulum lahir dari pikiran dan tangan beliau.
Drs. H. Hasan Ibrahim
Beliau adalah salah satu tokoh yang paling aktif menggalang dana bantuan untuk Pesantren Misbahul Ulum, dari semenjak peletakan batu pertama pendirian Pesantren Misbahul Ulum, beliau lah yang menjembatani Wakil Gubernur Aceh masa itu untuk menjadi orang yang meresmikan berdirinya pesantren.
Ketika Pesantren Misbahul Ulum telah berjalan lalu kondisi di Aceh tiba-tiba memburuk akibat terjadinya pergolakan Gerakan Aceh Merdeka dengan pemerintah, beliau dengan sigap memperkenalkan Pesantren Misbahul Ulum kepada Kolonel Robic Mukav dan Kolonel Sri Dono yang saat itu menjadi Danrem Lilawangsa agar Pesantren terhindar dari gangguan keamanan yang akan mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar para santri-santriyah.
Sebagai penghormatan atas jasa beliau yang telah banyak memberikan sumbangsihnya kepada pesantren, Yayasan Misbahul Ulum menjadikan nama beliau Drs. H. Hasan Ibrahim sebagai nama gedung serbaguna yang terletak di sebelah Masjid Hasyimiyah.
Tgk Ramli Amin, MA
Lahir di Meuria Paloh pada tanggal 5 Juli 1966, masa kecil beliau dihabiskan di desanya termasuk sekolah dasar di SDN Padang Sakti tahun 1980. Masa remajanya dihabiskan dengan mengenyam pendidikan setingkat SLTP dan SLTA di Pesantren Tanoh Mirah. Pada saat itu jenis pesantren salafi belum diakui tingkat persamaannya dengan pendidikan lain, barulah belakangan beliau mengikuti ujian persamaan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi.
Dari catatan perjalanan pendidikan beliau yang terus-menerus diperbarui termasuk menyelesaikan tingkat Pascsarjana di STAIN Lhokseumawe sebagai master komunikasi, dapat disebut bahwa beliau adalah orang yang sangat peduli dengan pendidikan, sehingga tidak mengherankan apabila beliau termasuk orang yang sangat peduli dengan pendidikan di Pesantren Misbahul Ulum.