suasana ujian di Pesantren Modern Misbahul Ulum

UJIAN GELOMBANG KE II SANTRI KELAS AKHIR

Pesantren Modern Misbahul Ulum – Ujian santri kelas akhir menjadi tahap penentuan dalam proses belajar mengajar selama enam tahun di Pesantren. Terlihat antusias santri dan santriah yang sangat bersemangat dalam menempuh proses ujian selama dua minggu. Ujian gelombang ke dua santri kelas akhir juga dipersiapkan dengan baik oleh seluruh majelis guru dibawah kordinator Bagian Pengajaran. Beberapa fakta menarik terkait dengan pelaksanaan ujian akhir di Pesantren Modern Misbahul Ulum yang berbeda dengan lembaga pendidikan pada umumnya.

Pesantren Modern Misbahul Ulum merancang sistem ujian akhir dengan sangat maksimal yang terintergrasi dari seluruh materi kelas satu sampai kelas enam.  Sistem ujian di Pesantren dibagi menjadi dua sesi yaitu ujian Syafahi (lisan) dan Tahriri (tulisan). Setiap sesi dari ujian akan berlangsung selama satu minggu. Mengikuti ujian kelas akhir, seluruh santri dan santriah diwajibkan menjawab semua pertanyaan dengan bahasa Internasional yaitu Bahasa Arab dan Inggris khususnya pada matapelajaran Pondok Pesantren seperti  Nahwu, Tauhid, dan Bahasa Inggris.

Ujian Kelas Akhir Gelombang II Pesantren Modern Misbahul Ulum 

Ujian syafahi merupakan ujian lisan yang terdiri dari dua orang penguji di dalam ruangan tertutup, proses pengujian dalam sesi ini tergolong unik karena seluruh santri dan santriah akan diuji perorangan dalam jangka waktu tertentu yang disesuaikan dengan materi ujian. Sistem ujian syafahi yang diterapkan di dalam ruangan tertutup oleh penguji adalah model tanya jawab. Berbeda dengan ujian syafahi, ujian tahriri adalah ujian tulisan yang pada umumnya terdapat pada lembaga pendidikan lainya. Namun, pada ujian tahriri seluruh santri diwajibkan mengkaji materi dari kelas satu sampai kelas enam lebih dalam. Serta yang menjadikan ujian tahriri berbeda dengan lembaga pendidikan umumnya yaitu seluruh jawaban dan soal menggunakan bahasa Arab dan Inggris.

Santri dan santriah diwajibkan mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk tercapainya nilai akademik yang memuaskan dengan bimbingan dewan guru dari setiap matapelajaran. Dalam hal ini Bagian Pengajaran juga mengevaluasi dan memantau setiap masukan demi suksesnya pembelajaran di pesantren. “Mengikuti ujian syafahi dan tahriri kita harapkan seluruh santri dan santriah dapat memperoleh tingkat pencapaian prestasi yang lebih baik dari sebelumnya, baik di tinjau dari segi karakteristik santri (Intake), karakteristik matapelajaran (kompleksitas) dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung) sehingga mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)”. Imbuh Ust. Ali Sadikin. M.Pd selaku Wakil Pimpinan Bagian Pengajaran Pesantren Modern Misbahul Ulum.

Dengan adanya sistem pendidikan yang baik, kita berharap agar santri dan santriah dimasa yang akan datang menjadi generasi intelektual yang dapat membawa perubahan dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat. Untuk mendukung proses pembelajaran mari kita membangun relasi yang baik serta memberikan masukan dan saran agar tercapainya target pembelajaran yang maksimal. (Red.Jz)

pramuka misbahul ulum

KREATIVITAS PIONERING ROBOT MERIAHKAN PRAMUKA SANTRI

Pesantren Modern Misbahul Ulum – Praja Muda karana atau istilah yang kerap dikenal dengan Pramuka merupakan salah satu kegiatan non formal dalam pendidikan yang diwajibkan di Pesantren Modern Misbahul Ulum. Pramuka juga diartikan sebagai Rakyat Muda yang Suka Berkarya, dengan adanya kegiatan Pramuka di Pesantren diharapkan Santri dan Santriah mampu menjadi pribadi yang lebih baik dari segi intelektual, spiritual, sosial dan fisik.

Dalam kegiatan Pramuka, Pionering merupakan salah satu teknik pramuka dalam penggunaan peralatan tongkat dan tali yang dirangkai menjadi sebuah model suatu objek, Seperti bangunan kreatif, Tandu, Menara Kaki, dan alat-alat lain nya. Namun, ada hal yang sangat menarik dalam kreativitas Pionering yang di bimbing langsung oleh Pembina Pramuka Santri Pesantren Modern Misbahul Ulum yaitu Pionering bertajuk Robot.

“ Merancang Pionering model robot memerlukan 150 tongkat, dalam proses perakitan memerlukan waktu selama lima hari. Ide ini muncul karena melihat perkembangan zaman yang semakin maju dan kepada seluruh santri kita harapkan agar dapat mengikuti kegiatan Pramuka dan menjadikan Pramuka sebagai salah satu hobi yang mempunyai nilai pendidikan tinggi serta dapat menyalurkan kreativitas dengan maksimal agar dimasa yang akan datang santri mampu bersaing di tingkat Nasional dan Internasional, dalam hal ini tentunya harus dibimbing dengan sebaik-baiknya agar kemampuan yang diharapkan tercapai” Ujar Ust. Dadang Chaidir. S.Pd selaku Pembina Pramuka Santri Pesantren Modern Misbahul Ulum.

Perakitan Pionering Model Robot di Pesantren Modern Misbahul Ulum 

Ide untuk membuat Pionering model robot ini dinilai unik karena melalui proses perakitan yang sangat menarik, sehingga menimbulkan nilai kerjasama yang positif serta menimbulkan minat dalam menekuni kegiatan Pramuka dan menghasilkan kreativitas tinggi bagi Santri.

Pramuka di Pesantren Modern Misbahul Ulum juga telah mencapai prestasi yang gemilang pada tingkat Nasional dalam kegiatan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara pada tahun 2018, begitu juga dengan tingkat Provinsi. Santri dimasa yang akan datang diharapkan menjadi pemimpin yang dapat membawa perubahan yang lebih baik dalam hidup bermasyarakat dengan menjadi ahli intelaktual Moderat dan Teknokrat Modern yang berpedoman pada Al-Quran dan Hadist sehingga perubahan zaman dapat membawa manfaat dalam tatanan hidup bermasyarakat yang lebih baik. (JZ)

Pelantikan Petugas Pengamanan Pesantren Misbahul Ulum

Keamanan dan ketertiban merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang suksesnya kegiatan belajar mengajar dan pengasuhan, oleh karena itu Yayasan Misbahul Ulum membentuk tim pengamanan yang direkrut dari unsur purnawirawan yang berpengalaman dalam mengamankan situasi.

Semoga dengan tercipta nya keamanan dan ketertiban kegiatan belajar mengajar dan pengasuhan berjalan semakin lancar.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Beasiswa Ke Al-Azhar Cairo

PROGRAM BEASISWA AL-AZHAR

(Program Ilmu-Ilmu keislaman)

a. Pendahuluan

Pada awalnya, para alumni Madrasah Aliyah atau pesantren yang sudah terakreditasi (mu’adalah) oleh Al-Azhar Mesir dan ingin kulih di Universitas Al-Azhar Mesir, dapat mengikuti seleski langsung di Kementerian Agama RI. Mereka yang dinyatakan lulus pada seleksi tersebut, dapat langsung mengurus visa di Kedutaan Besar Mesir di Jakarta. Proses ini berjalan selama bertahun-tahun tanpa ada masalah yang berarti.

Masalah mulai muncul ketika Kedutaan Besar Mesir di Jakarta melakukan seleksi serupa (secara terpisah) untuk program beasiswa ke Al-Azhar. Di sisi lain, gelombang calon mahasiswa non-beasiswa yang berangkat ke Mesir, semakin tidak teratur. Ketika itu, siapa saja yang merasa mampu membayar tarif tertentu kepada pihak “ketiga”, mereka dapat berangkat ke Mesir tanpa memperhatikan kesiapan akademik (kemampuan Bahasa Arab dan hafalan Al-Quran) yang menjadi syarat mutlak kelancaran studi di Al-Azhar.

Selain itu, banyak informasi dan janji-janji manis yang disebarkan pihak ketiga tersebut kepada para Camaba, sehingga mereka mendapatkan informasi yang tidak benar. Hal ini mengakibatkan banyaknya mahasiswa baru yang tidak memiliki kelayakan akademis dan tidak memiliki bekal yang cukup, sehingga studi mereka terhambat, dimana angka ketidaklulusan semakin meningkat.

Kondisi ini semakin rumit ketika Universitas Al-Azhar menerapkan aturan program kelas persiapan bahasa untuk semua Camaba asing, terutama mereka yang kemampuan Bahasa Arabnya di bawah standar Al-Azhar. Akibatnya, semua Camaba asing (termasuk Indonesia) yang dikenakan wajib mengikuti kelas bahasa, sesuai kemampuan bahasa masing-masing. Repotnya, kelas persiapan bahasa ini wajib diikuti mereka dengan tarif yang cukup tinggi (jika dibanding dengan biaya kuliah di program S-1 Al-Azhar).

Tentu saja hal ini sangat tidak menguntungkan para Camaba, terutama mereka yang diwajibkan mengikuti kelas bahasa selama satu tahun penuh, padahal mereka tidak memiliki kesiapan ekonomi yang memadai. Hal ini diperparah dengan semakin dipersulitnya visa pelajar oleh Kedutaan Besar Mesir di Jakarta (saat itu), sehingga mengakibatkan banyaknya Camaba yang terlambat datang di Cairo. Bahkan, pada tahun 2010, sebagian besar Camaba Al-Azhar, baru sampai di Cairo pada bulan Februari, padahal ujian termin I telah dilakukan pada bulan Januari. Dengan demikian, seluruh mahasiswa yang datang setelah ujian termin I, dipastikan tidak naik kelas.

Hal-hal di atas melahirkan keprihatinan Universitas Al-Azhar, Kementerian Agama RI dan KBRI Cairo, sehingga Al-Azhar meminta pemerintah RI untuk merumuskan sebuah sistem seleksi terpadu bagi Camaba Indonesia. Inti permintaan tersebut adalah agar Pemerintah RI bersama-sama dengan Kedutaan Besar Mesir di Jakarta dan Kementerian Agama RI bersepakat melakukan seleksi satu pintu secara menyeluruh kepada Camaba Al-Azhar, dimana pengujinya adalah para dosen yang secara khusus diutus oleh Al-Azhar. Meskipun demikian, Al-Azhar tetap tidak memberikan batasan kuota mahasiswa asal Indonesia untuk belajar di Al-Azhar. Seluruh mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam seleksi nasional tersebut, akan diberi visa oleh Kedutaan Besar Mesir di Jakarta, tanpa melihat jumlah mereka.

Secara umum, pembagian tugas antar lembaga untuk pelaksanaan penyiapan Camaba Al-Azhar didasarkan pada kewenangan masing-masing, sehingga tidak terjadi overlapping antar lembaga. Pembagian tersebut antara lain:

 

1. Kementerian Agama RI bertugas:

–       Menyelenggarakan dan melaksanakan seleksi Camaba

–       Memfasilitasi pelaksanaan seleksi

–       Melakukan sosialisasi rencana penyelenggaraan seleksi seluruh lembaga pendidikan dibawah Kemenag RI;

2. Univeristas Al-Azhar bertugas:

–       Membentuk dan mengirimkan tim penguji yang terdiri dari para dosen berpengalaman di Universitas Al-Azhar;

–       Menyiapkan soal dan instrument seleksi lainnya;

–       Mengesahkan nama-nama yang telah dinyatakan lulus;

–       Meminta Kementerian Luar Negeri Mesir/Kedutaan Mesir di Jakarta agar memberikan visa kepada namanama yang telah dinyatakan lulus;

3. Ikatan Alumni Al-Azhar Internasional (IAAI) bertugas:

–       Membantu teknis pelaksanaan seleksi Camaba yang dilakukan oleh Al-Azhar dan Kemenag RI

–       Mengumpulkan dan memastikan kebenaran serta kelengkapan seluruh berkas Camaba yang dinyatakan lulus, lalu mengirimkannya kepada panitia pendaftaran Camaba di Cairo Mesir.

–       Menyerahkan paspor para Camaba secara kolektif ke Kedutaan Mesir di Jakarta untuk pengurusna visa;

–       Mengurusi teknis keberangkatan Camaba ke Al-Azhar yang sudah dapat visa dari Kedutaan Mesir di Jakarta;

4. Kedutaan Mesir bertugas:

Memberikan visa masuk Mesir secepat mungkin kepada para Camaba yang dinyatakan lulus oleh tim penguji Al-Azhar, sehingga mereka dapat segera berangkat ke Mesir dan memiliki waktu yang cukup untuk persiapan studi.

5. KBRI Cairo bertugas:

–       Melakukan mediasi antara Kemenag RI dengan Al-Azhar

–       Memeriksa ulang kelengkapan berkas pendaftaran Camaba

–       Melegalisasi seluruh berkas pendaftaran;

–       Memberikan rekomendasi kepada para Camaba yang telah dinyatakan lulus;

–       Mendaftarkan seluruh berkas yang sudah lengkap kepada panitia pendaftaran Al-Azhar;

–       Memberikan orientasi dan informasi yang terkait dengan masalah kemesiran atau ke-Azharan.

 

B. Prosedur Pendataran Program S-1 Universitas Al-Azhar

a. Ketentuan Umum:

1.  Saat ini, beasiswa yang diberikan oleh Al-Azhar kepada Indonesia hanya 20 beasiswa

2.  Beasiswa tersebut berupa: bebas biaya pendidikan, akomodasi di Asrama Mahasiswa Asing (Madinatul Bu’uts) dan uang saku bulanan.

3.  Ijazah yang digunakan untuk mendaftar seleksi adalah ijazah Madrasah Aliyah atau pesantren yang telah terakreditasi(mu’adalah) dengan Ma’had Bu’uts al-Azhar.

4.  Para alumni Madrasah Aliyah dan Pesantren yang datang ke Mesir tanpa mengikuti seleksi yang diselenggarakan Kemenag RI di Indonesia, tidak bisa mendaftar di Universitas Al-Azhar.

5.  Seleksi diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI cq Direktorat Pendidikan Tinggi Islam bekerja sama dengan Universitas Al-Azhar Mesir dan Ikatan Alumni Al-Azhar Internasional (Arrabithah al-Alamiyyah Likhirrij Al-Azhar) cabang Indonesia yang saat ini diketuai oleh Prof. Dr. H.M. Quraisy Shihab.

6.  Secara umum, mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing lainnya biasanya hanya memilih studi di Fakultas-Fakultas Keagamaan seperti: Ushuluddin, Syariah Islamiah dan Hukum, Dirasat Islamiah, dan Bahasa Arab (putra dan putri).

7.  Daftar peserta yang dinyatakan lulus, akan dibawa oleh tim penguji dari Universitas Al-Azhar untuk mendapatkan pengesahan dari Rektor Al-Azhar. Jika sudah mendapatkan pengesahan, nama-nama tersebut akan diserahkan Al-Azhar kepada KBRI Cairo dan Kementerian Luar Negeri Mesir untuk mendapatkan visa di Kedubes Mesir Jakarta.

8.  Pengurusan visa dan proses keberangkatan, akan diurus secara kolektif oleh Ikatan Alumni Al-Azhar Internasional (IAAI) Cabang Indonesia.

 

b. Persyaratan dan Ketentuan Mengikuti Seleksi di Kementerian Agama RI:

1.  Warga Negara RI yang beragama Islam

2.  Mengisi formulir pendaftaran online di website: http://diktis.kemenag.go.id/

3.  Pas photo berwarna ukuran 3×4 sebanyak 2 lembar

4.  Melampirkan foto copy ijazah Madrasah Aliyah atau Pesantren yang telah dinyatakan terakreditasi dengan Universitas Al-Azhar Mesir dengan ketentuan ijazah:

  • Usia ijazah tidak lebih dari 2 (dua) tahun
  • Bagi yang belum memiliki ijazah (STTB), harus melampirkan surat keterangan lulus dari sekolah.

5.  Semua persyaratan diserahkan dalam 2 rangkap.

Setelah daftar nama tersebut disahkan oleh Universitas Al-Azhar Mesir, syarat-syarat lain dan rincian biaya yang dibutuhkan dapat dikonfirmasikan kepada Pengurus Ikatan Alumni Al-Azhar Internasional Cabang Indonesia dengan alamat terlampir.

 

c. Materi Ujian:

1.  Ujian Tulis (menggunakan bahasa Arab) meliputi: Bahasa Arab (memahami teks, tata bahasa dan insya’) ditambah Pengetahuan dasar Agama Islam.

2.  Ujian Lisan (menggunakan bahasa Arab) meliputi: Bahasa Arab (percakapan, terjemah dan pemahaman teks) serta hafalan Al-Qur’an minimal 2 juz;

 

d. Pengumuman Hasil Seleksi

Mengenai jadwal, tempat, syarat dan pengumuman seleksi, dapat diakses di Kementerian Agama RI secara terbuka melalui website: http://diktis.kemenag.go.id/ (menu “Seleksi Timur Tengah” di bagian bawah).

penghargaan umroh

Tiket Umroh untuk Guru Misbahul Ulum

Forum Alumni dan angkatan Pesantren Modern Misbahul Ulum (For PMMU) Paloh, Muara Satu, Kota Lhokseumawe, menyerahkan 2 tiket umrah kepada dewan guru yang selama ini dinilai telah berjasa kepada ribuan alumni di pesantren tersebut. Penyerahan ‘Alumni Award’ diberikan bertepatan pada acara wisuda santri ke 19 di komplek pesantren tersebut, Kamis (14/4/2016).

Penyerahan 2 tiket umrah diberikan kepada Ustad Zainuddin Amir S.Ag beserta isterinya Ustazah Mardiah S.Pd, yang diserahkan langsung oleh Ketua For PMMU, Teungku Muharuddin S.Sos.I, yang didampingi sejumlah perwakilan alumni lainnya, diantaranya Lukman Abubakar, Hermansyah M.TH, M.Hum.

“Apresiasi ini kita berikan kepada guru Pesantren Modern Misbahul Ulum, yang memiliki jasa dan dedikasi yang tinggi terhadap perkembangan Misbah, dan oleh alumni memilih ustad Zainuddin Amir beserta isterinya sebagai penerima alumni award pada tahun ini,” ujar Teungku Muharuddin, yang juga Ketua DPR Aceh.

Menurutnya lagi, alumni award itu terlaksana berkat seluruh dukungan dan donasi dari alumni dan angkatan pesantren modern misbahul ulum, dari angkatan pertama hinga angkatan delapan belas. Kemudian, lanjutnya, pemberian alumni award itu dimulai pada tahun ini sehingga diharpakan akan terus berlangsung ditahun tahun berikutnya.